tag:blogger.com,1999:blog-81751047963977028152023-11-15T22:31:33.495+07:00Afifah AbasrinLebih baik dari kemarinAfifah Abasrinhttp://www.blogger.com/profile/01080123572596829290noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-8175104796397702815.post-70517728616492484252018-10-13T13:51:00.001+07:002018-10-13T13:51:48.222+07:00Menjadi Hujan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/B1BrQOsLFH8/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/B1BrQOsLFH8?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<b><br /></b>
<b>Oleh Kurniawan Gunadi</b><br />
<br />
Orang-orang dewasa itu aneh. Mereka bilang menyukai hujan, tapi selalu berlindung di balik payung, berlindung di bawah atap. Bahkan beberapa dari mereka memaki karena hujan membuat baju mereka basah.<br />
<br />
Mereka tidak benar-benar menyukai, hanya mulutnya saja, tindakannya tidak. Mereka hanya mencari sensasi atau sedang menjual romantisme. Nyatanya, mereka menyesali hujan yang tak kunjung reda, mendinginkan udara sekitar, dan membuat jemurannya tak kunjung kering.<br />
<br />
Sayang cintanya hanya sebatas kata, sayang katanya hanya sebatas kalimat status di media sosialnya. Hanya menjadi foto untuk mendukung kesenduannya.<br />
<br />
Aku rasa, kita tidak akan mengerti hujan kecuali menjadi hujan itu sendiri. Bagaimana bila sesekali kita mendengar kata orang bahwa mereka menyukai kita padahal dibelakang itu semua mereka tidak demikian.<br />
<br />
Manusia banyak yang seperti itu. Manusia telah terlatih untuk berpura-pura di hadapan orang lain. Memanipulasi sikapnya dan menyaring kata-katanya menjadi manis. Meski tidak dalam hati dan pikiran.<br />
<br />
Dan kita akan belajar menjadi hujan. Bahwa ia akan turun dan ia tidak peduli dengan banyak orang yang menyesali kehadirannya. Hujan akan tetap turun untuk ia yang membutuhkannya, untuk orang-orang yang merindukan kedatangannya. Untuk tanaman dan hewan yang membutuhkannya.<br />
<br />
Tidak perlu menghabiskan pikiran dan hati kita untuk memikirkan orang-orang yang tidak menyukai kita. Lebih baik kita curahkan hati dan pikiran kita untuk orang-orang yang menghargai keberadaan kita, untuk orang-orang yang mencintai kita dan menunggu kita.<br />
<br />
Meski jumlahnya (mungkin) tidak banyak, tapi itu akan membuat hidupmu jauh lebih bahagia. Dan kamu tidak perlu bersusah payah untuk membuat hidupmu bahagia. Karena sungguh, akan selalu ada orang yang tidak menyukaimu. Dan kamu tidak perlu memikirkan yang demikian.<br />
<br />
Hujan akan tetap turun meski ia dibenci, karena ia datang bukan untuk mereka. Ia datang untuk orang-orang yang merindukan dan mencintainya.<br />
<br />
Hidup kita seperti demikian. Hari ini, aku akan menjadi hujan. Biar aku jatuh dihatimu dan kamu tidak bisa menghindarinya.Afifah Abasrinhttp://www.blogger.com/profile/01080123572596829290noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8175104796397702815.post-24375053517443005872018-08-31T22:22:00.001+07:002018-09-03T21:19:33.898+07:00Pembacaan puisi Surat dari Ibu karya Asrul Sani<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/mgQ7Zs5do8Y/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/mgQ7Zs5do8Y?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Judul: "Surat dari Ibu"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Penyair: Asrul Sani</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Pembaca puisi: Afifah Abasrin</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
Pergi ke dunia luas, anakku sayang</div>
<div style="text-align: center;">
pergi ke hidup bebas !</div>
<div style="text-align: center;">
Selama angin masih angin buritan</div>
<div style="text-align: center;">
dan matahari pagi menyinar daun-daunan</div>
<div style="text-align: center;">
dalam rimba dan padang hijau.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Pergi ke laut lepas, anakku sayang</div>
<div style="text-align: center;">
pergi ke alam bebas !</div>
<div style="text-align: center;">
Selama hari belum petang</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
dan warna senja belum kemerah-merahan</div>
<div style="text-align: center;">
menutup pintu waktu lampau.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Jika bayang telah pudar</div>
<div style="text-align: center;">
dan elang laut pulang kesarang</div>
<div style="text-align: center;">
angin bertiup ke benua</div>
<div style="text-align: center;">
Tiang-tiang akan kering sendiri</div>
<div style="text-align: center;">
dan nakhoda sudah tahu pedoman</div>
<div style="text-align: center;">
boleh engkau datang padaku !</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Kembali pulang, anakku sayang</div>
<div style="text-align: center;">
kembali ke balik malam !</div>
<div style="text-align: center;">
Jika kapalmu telah rapat ke tepi</div>
<div style="text-align: center;">
Kita akan bercerita</div>
<div style="text-align: center;">
“Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”</div>
Afifah Abasrinhttp://www.blogger.com/profile/01080123572596829290noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8175104796397702815.post-60573708082494519842016-09-18T21:38:00.000+07:002018-09-03T21:38:35.877+07:00Menjadi Sismantik<b>Afifah Abasrin</b><br />
Siswa SDIT Ar Raihan Kelas 4C<br />
<br />
Hari Sabtu tanggal 3 September 2016, aku dikirim ke Puskesmas Bantul 1. Aku mewakili sekolahku menjadi Siswa Pemantau Jentik (Sismantik). Bersama sekolah lain, aku belajar tentang bahaya nyamuk Aedes aegypti. Aku juga mendapat tugas untuk mengamati jentik di lingkungan sekolah, misalnya kamar mandi, genangan air, dan lain lain.<br />
<br />
Aku senang sekali menjadi Sismantik.<br />
<br />
<i>Tulisan ini dipublikasikan pertama kali di Koran Kedaulatan Rakyat edisi 18 September 2018.</i>Afifah Abasrinhttp://www.blogger.com/profile/01080123572596829290noreply@blogger.com1